Sesungguhnya tidak satu manusia pun di alam ini yang terbebas dari dosa walaupun kecil. Namun demikian Allah swt dengan rahmatnya kepada hamba-hamba-Nya selalu memberikan kepada mereka yang berbuat dosa kesempatan untuk bertaubat dari segala dosa dan kesalahan. Allah selalu membukakan pintu taubat-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang mau bertaubat selama ruhnya belum berada di kerongkongan atau matahari terbit dari barat.
Masih ingat film 2012? Sekarang kita telah ditahun tersebut. Semakin mendekati tanggal utama di film yang banyak membuat iman para muslim melemah ini. Pertanyaannya, haruskah kita mempercayai tanggal yang terkandung disana? jika benar, siapkah kita untuk kembali manghadap Allah tanpa bekal yang cukup?
Aku pribadi tidak merasa memiliki banyak hal yang akan menjadi teman sejati di alam sana, bahkan mungkin masih nol. Setiap saat disengaja atau tidak dosa datang silih berganti. Kita menyakiti perasaan guru, orang tua, teman, saudara. Kita mendzalimi diri sendiri dan orang lain. Kita menipu diri kita sendiri dan merugikan orang lain. Terkadang beberapa hal diatas sudah mendarah daging, atau bisa kita kenal dengan 'sifat' kita. Pribadi kita. Ciri khas kita. Yang terkadang pula jika direnungkan kembali, sulit untuk dihilangkan.
Satu contoh adalah malas. Malas merupakan hal biasa diantara remaja, namun sadarkah kita hal itu tidak baik? tentu sadar. Namun semudah apakah kita menghilangkan hal tersebut dari diri kita?
Kemudian menyakiti hati siapapun. Terkadang kita berteriak, mengacuhkan, memarahi, berbicara dalam hati, mengumpat, mencela, dan mengkhianati kepercayaan orang kepada kita dengan atau tanpa kita sadari. Apakah hal tersebut merugikan kita? sepintas tidak. Tapi Allah tentu mengetahui semua janji di dunia yang tidak menjanjikan ini. Allah Maha Adil, kita sungguh tahu itu. Kita TAHU, tapi apa kita ingat? Ingat hanya jika hal tersebut sudah terjadi dan waktu adalah waktu, sekali habis tidak mampu diputar lagi.
Ibuku sering mengingatkanku, masih segar diingatanku bahwa detik ini tidak dapat terulang lagi dilain waktu. Yakinilah kita yang besok sudah lebih tua dari kita yang sekarang. Lakukan tanpa menunggu sesuatu yang merugikan, seperti jika kita disuruh melakukan sesuatu oleh orang tua ataupun guru. Beribu alasan terucap hanya untuk menundanya, padahal kita tidak melakukan hal yang lebih berguna dari itu. Jika kita melakukannya dengan cepat dan benar, ataupun biar lambat asal tujuan benar, tentu banyak yang kita dapatkan. Pahala, manfaat, kasih sayang, dan doa orang lain akan kita terima. Bukan untuk pamrih maksudku disini, tapi kembali kita pikirkan jika hal yang kita peroleh banyak positifnya, maka hal itu merupaka prioritas kita. Pikirkan hal ini: