Senin, 17 Juni 2013

Gak tau kenapa

Assalamu'alaikum
.
.
.
.
.
Karena dua anggota community daku pada berlomba-lomba posting tentang daku hari ini, tangan akhirnya gatal juga buat menari-nari diatas dusta-- ealah, keyboard maksudnya.

Pernahkah kalian berpikir, kenapa suatu hal yang apes terjadi pada kalian? lalu kenapa harus kalian?
Takdir.
Seperti judulnya, daku sendiri gataukenapa.

Hari ini seperti biasa, pulang sekitar tengah hari setelah seharian berusaha mencari hiburan disekolah. Tau sendiri lah kalau habis ulangan, terus remed-meremed sudah selesai, apa lagi yang ditungguin? maunya sih ada yang ngajak liburan, kemana kek. Minimal main eceng gondok atau nangkep cebong lah. Tapi nihil, daku harus rela berteman fanfiction (dan KTI pastinya) sembari menunggu tanggal tour tiba-_-

Njut, akhirnya siang itu daku sudah berada diparkiran sekolah bersama doa ibu community dan siap pulang. Daku saja sudah menunggang kendaraan dan memundurkannya hingga ketengah jalan. Tiba-tiba dikejauhan, dengan dramatisnya Desya dan Aulia berlari kearah kami. Sepertinya kangen sekali. Daku bingung harus ngapain, akhirnya daku lepas itu motor dan daku ikutan berlari kearah mereka.

Sehari sebelumnya Desya sudah menjanjikan sebuah anime untuk daku, jadinya daku ingin menagihnya sekalian. Aulia daritadi terus berkoar mau minta film PA 2 dan 4. Daku rasa daku punya, jadi daku tawarkan saja. Tahunya dia gak bawa fd, sedangkan fd daku yang ada barusan dikasih ke Desya. Aulia dan Desya pun meminta daku menungu sejenak agar fd nya segera bisa dikembalikan ke daku, terus daku kopikan PA buat nyonya Aau. Kami pun gak jadi pulang dulu.

Daritadi daku merasa kepanasan, ditambah daku sudah memakai helm dan sarung tangan. Daku yang gerah pun akhirnya memasangkan helm di tiang terdekat diantara musholla dan kolam ikan sekolah. Sembari menunggu fd daku yang sedang dikulik-kulik di musholla atas, daku ingat kendaraan daku yang belum daku betulkan lengkap dengan kunci kiyutnya yang masih tertancap. Daku pun mengambil kuncinya (entah siapa yang melakukannya, motor daku sudah kembali ketempat parkir semulanya).

Daku mengilik-kilik gantungan kunci daku kejari telunjuk ketika Puri dan Fitri berujar sesuatu tentang helm daku kalau tidak salah. Daku bermaksud untuk mengambilnnya dan setelah itu entah kenapa-- kenapa ya?-- daku berputar-putar karena bosan. Saat baru saja menoleh, sesuatu terlepas dari tangan daku dan menyemplung ketengah kolam, lengkap dengan bunyinya plung! begitu. Sesaat kemudian daku baru sadar itu adalah kunci motor daku yang kiyut. Yang ada gantungan botol minum warna ungunya dan jatuh ke kolam musholla. Kolam musholla yang dalam lagi tebal lumpurnya. Daku baru sadar.



Yah.
Apalgi yang bisa daku lakukan selain...
"GAAAAAAAAAAAHHHHH!!!!!!!!"
"Apa itu din?!"
"KUNCI MOTORKUUUUUUUUUU!!!!!"

Lalu burem.

Enggak burem juga sih. Yang jelas daku langsung merintih-rintih mencurigakan sembari memegangi kepala daku yang berlapiskan helm. Anggota doa ibu community yang lain segera memanggil anak-anak yang berseliweran. Yang daku ingat adalah Yoggy Aji yang dengan santainya bilang.
"Becabur ja din!"

Ndasmu.

Fitri masih memanggil-manggil yang lain, daku ingat karena dia yang ada disamping daku persis waktu itu. Daku yang putus asa pun berusaha menahannya.
"Sudahlah Fit, biarkan saja."
"Jangan Din! Usaha dulu,"
"Tak ada yang dapat dilakukan fit, tak ada,"
"Usaha dulu Din..."
"Aku punya serepnya dirumah fit..."
"Usaha du.......oh....."

Daku berusaha menghibur diri. Entah siapa daku ada mendengar suara menghibur daku 'kuat Din, kuat'. Kuat daku mah, bilanganya aja yang rasanya tak sanggup. Suara Desya dan Aulia terdengar dari beranda atas musholla lalu Aulia kembali menyemarakan suasana.
"Diiin kada muat Diiin kada muat, kada cukup Diiin kada muaaaat,"
Ambigos.
Lalu mereka turun kebawah untuk menyerahkan fd daku. Mereka tampak iba, tapi sepertinya juga rada geli. Siannya daku.
"Sabar ya Din, serepnya ada?"
 "Ada, tapi dirumah,"
"Ambil dulu laah,"
Hati daku berujar, dirumah ada umi saya. Umi saya. Umi saya. Umi saya. Itulah...


Pendek kata, daku nebeng Ayu sebentar untuk pulang mengambil itu serep. Kurang lebih ya begitulah. Daku bahkan tak sanggup menutup kaca helm selama diperjalanan, saking apanya coba. Daku yakin orang disekeliling daku pada bengong, mana daku masih pakai sarung tangan segala.

Sampai kerumah, daku sudah mengendap-endap sembari melongok-longok. Tau-tau mama saya sudah ada diteras, nyemil sesuatu tapi wajahnya tegang.

"Kenapa Ni?!"
"Anu ma, sabar dulu sabar..." daku tertawa getir sembari melepaskan sepatu, lalu menatap beliau mantap. "Kunci motor tegugur ke kolam smaven, huaaaaaaaaa gantungannya unyu banar masiiiiih,"
Maunya sih daku sambil nangis supaya beliau juga jadi kasihan sama daku, tapi sejujurnya daku masih heran sama diri daku sendiri kok bisa kejadian konyol begitu. Ini dakunya yang salah atau si kunci yang salah.
Satu kata dari beliau sebelum menyerahkan serep adalah "KEGAGAHAN!".
Kegagahan ini memilukan.

Setelah mewanti-wanti daku untuk segera pulang karena motornya mau dipake, daku berjalan dalam diam. Itulah ibu daku. KURANG so sweet.

Akhirnya daku pun kembali kesekolah disambut dengan Puri dan Fitri yang masih menunggu daku. Mereka juga ikut menciduk-ciduk sungai ternyata dengan anak-anak yang lain. Terimakasih sudah membantu yaaa Puri Fitri Ayu dan Anak-Anak Lain. Meskipun nihil hasil, kalian perhatian deh :3

-----------------------







Sore hari dirumah, daku juga ditanya sama abah.
"Kunci motor tecabur kah?"
"Ho-oh,"
Beliau menghela nafas, "Ya am Ni ay..."
"Bah, olah akan serepnya lagi si dari serepnya tuh, kalopina ada apakah pulang kena," mohon daku.
"Olah ikam sorang, parak smaven ada lo?" sahut beliau santai. Daku bete.
"Ulun kada bisa bependernya bah ay..."
Tiba-tiba sibungsu menyahut.
"Hah? kada bisa bepender? Berarti ikam masih be-oko-an lah? Umaaaaa....." seterusnya daku tambah bete di-okoin terus sama dia dan adik tengah daku sambil mengacungkan jempolnya yang cuma tulang doang.
Asems.




Cerita daku hari ini. Semoga dapat diambil pelajarannya.
Dan smaven, daku udah kasih kenang-kenangan special loh itu. Buat dapetin kunci motor, perlu beli motor. Beli motor, gak murah. Konklusinya daku sudah memberikan hal yang gak murah untuk smaven. Yaaaahhh, siapa tau dapat membantu nilai rapot daku. Aminin aja lah.

Wassalamualaikum






Cerita yang sama, dari sudut pandang berbeda?
try Puri's or Ayu's
Tenang. dengan antusiasnya mereka sudah ijin ke saya. Si Puri sampai sempat wawancara via sms segala.

1 komentar: